15 Apr 2020 08:00 WIB
Apa Itu Virus Ebola ?
Salam sehat untuk semua sahabat setia Dokter.ID! sahabat…! Hari ini kita akan membahas tentang salah satu virus paling mematikan di dunia, yaitu virus Ebola. Kita akan kupas satu persatu perihal tentang Ebola. Untungnya memang virus ini bukan berasal dari Indonesia dan amat sangat jarang masyarakat Indonesia terserang virus ini, kalaupun ada itu karena kontaminasi atau penularan dari luar Negeri, khususnya Afrika. Nah, sekarang mari kita bahas.
Nama "Ebola" belumlah ada ketika sebuah virus yang mematikan dan misterius mulai merebak dan menghancurkan Afrika Barat 38 tahun silam. Penyakit itu pertama kali terjadi di Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo) pada tahun 1976. Wabah pertama itu menginfeksi setidaknya 318 orang dan membunuh 88 persen orang yang terkena dampak. Wabah simultan lainnya, di Sudan, menginfeksi hampir 300 orang, dengan tingkat kematian sekitar 50 persen. Wabah Ebola di Afrika Barat terburuk yang pernah ada. Ini telah menginfeksi setidaknya 8.000, menewaskan lebih dari 3.000 dan telah menyebabkan kerusakan sistem perawatan kesehatan seluruh negara di negara-negara yang paling parah terkena dampak: Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Tim peneliti internasional yang ditugaskan untuk menyelidiki wabah pada tahun 1976 itu terkejut dengan dampak penyakit yang misterius ini adalah Dr. Peter Piot, peneliti pertama yang meneliti virus itu, mengingat dalam buku memoarnya berjudul "No Time To Lose: A Life in Pursuit of Deadly Viruses." (W. W. Norton & Company, 2012).
Cerita mengenai bagaimana Ebola mendapatkan namanya tergolong unik, tulis Piot dalam bukunya. Pada suatu malam, tim peneliti mendiskusikan virus 'Kentucky bourbon' yang baru mereka namai. Lalu virus di Zaire ini ditemukan di pedesaan yang bernama Yambuku. Salah satu anggota tim peneliti bernama Dr. Pierre Sureau, dari Institut Pasteur di Prancis berkata "Nama desa itu bisa kita jadikan nama virus." Tetapi menamakan virus itu dengan Yambuku akan menimbulkan stigma yang buruk tentang desa itu, kata peneliti lain, Dr. Joel Breman, dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC). Ini pernah terjadi sebelumnya, contohnya, virus Lassa, yang terjadi di kota Lassa di Nigeria pada 1969. Lalu Karl Johnson, yang juga dari CDC dan pemimpin tim peneliti menyarankan agar penamaan virus itu dengan nama sungai, agar mengecilkan penekanan stigma terhadap tempat tertentu. Kemudian para peneliti melihat peta kecil, dan menempelkannya pada dinding, mereka mencari sungai lain di dekat Yambuku. Pada peta, ternyata sungai terdekat dari Yambuku adalah Ebola, yang berarti "Black River" di bahasa Lingala setempat.
Lalu apa itu Ebola? Ebola, atau Ebola hemorrhagic fever (Ebola HF), adalah penyakit menular dan mengancam jiwa yang menyerang manusia dan primata lainnya, seperti monyet, gorila, dan simpanse. Ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh mengalami overdrive - yang dapat menyebabkan perdarahan hebat, kegagalan organ, dan kematian.
Dan bagaimana kita bisa terjangkit Ebola? Tidak seperti jenis virus lainnya, Ebola tidak dapat ditularkan melalui udara atau dengan sentuhan saja. Tetapi jika kita memiliki kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang memilikinya. Virus dapat ditularkan melalui:
Darah.
Diare.
ASI.
Kotoran (tinja).
Air liur.
Air mani.
Keringat.
Air seni.
Muntahan.
Cairan tubuh ini semuanya bisa membawa virus Ebola. Penularan dapat terjadi melalui mata, hidung, mulut, kulit yang rusak, atau kontak seksual. Faktor risiko lain termasuk:
Pajanan terhadap benda yang terinfeksi, seperti jarum.
Interaksi dengan hewan yang terinfeksi.
Menghadiri upacara pemakaman seseorang yang telah meninggal karena Ebola.
Bepergian ke daerah-daerah di mana wabah baru-baru ini telah terjadi.
Sumber : www.webmd.com, www.medicalnewstoday.com, www.healthline.com, www.mayoclinic.org, www.antaranews.com