05 Apr 2021 13:00 WIB
Mengapa Berhenti Merokok Baik Bagi Kesehatan?
Banyak orang tentunya telah mengetahui berbagai dampak negatif dari merokok bagi kesehatan, seperti bau mulut, gigi menjadi kuning, timbulnya noda pada jari tangan dan bibir, timbulnya bintik hitam pada kulit, kerutan, kanker paru, emfisema, gangguan kesuburan, gangguan jantung, dan stroke.
Rokok dibuat dari daun tembakau kering yang mengandung nikotin. Dalam proses pembuatannya, rokok pun ditambahkan beberapa zat kimia seperti ammonia, tar, timah, sianida, coklat, kopi, dan mentol untuk membuat rokok terasa lebih nikmat. Rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, di mana 60 di antaranya merupakan zat karsinogen (penyebab kanker).
Merokok, Kehamilan, dan Kesuburan
Merokok dan tembakau sendiri dapat mengganggu organ reproduksi dan kesuburan sang perokok. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pria yang merokok memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dan sperma perokok seringkali memiliki bentuk abnormal yang membuatnya lebih sulit bergerak, sehingga lebih sulit membuahi sel telur. Selain itu, para peneliti menduga merokok dapat mempengaruhi DNA sperma, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan kesehatan fisik anak.
Wanita hamil yang merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada janin di dalam kandungannya. Ibu yang merokok beresiko lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Bayi yang dilahirkan oleh ibu perokok juga beresiko lebih tinggi untuk mengalami sudden infant death syndrome (SIDS).
Merokok dan Resiko Terkena Suatu Penyakit
Salah satu penyebab kematian utama di Amerika, baik pada pria maupun wanita adalah gangguan jantung. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan jantung hingga 2-4 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Hal ini juga berlaku bagi stroke.
Merokok dapat membuat pembuluh darah menyempit, yang dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah di dalam tubuh Anda dan meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, di mana terjadi penyumbatan pembuluh darah besar pada tangan dan kaki. Penyakit arteri perifer ini dapat menyebabkan timbulnya nyeri, kelemahan otot, dan bahkan kematian otot.
Selain itu, merokok juga dapat merusak jaringan paru-paru dan saluran pernapasan seseorang. Hal ini tentu saja akan meningkatkan resiko terjadinya gangguan saluran pernapasan.
Pada manusia, resiko terjadinya kanker paru-paru akan meningkat hingga 23 kali lipat bila ia merokok. Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita dan merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru hingga 13 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Sebagian besar perokok biasanya juga akan mengalami penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), seperti bronkitis atau emfisema; yang akan membuat saluran pernapasan menyempit sehingga membuat udara lebih sulit keluar masuk ke dalam paru-paru, yang akan menyebabkan penderita kesulitan bernapas.
Merokok dan Kematian
Merokok sebenarnya tidak hanya menyebabkan kematian pada para perokok aktif tetapi juga pada para perokok pasif. Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak pernah merokok sepanjang hidupnya tetapi hanya menghirup asap rokok dari lingkungan sekitarnya.
Menurut AHA (American Heart Association), setiap tahunnya rokok dapat menyebabkan kematian jutaan perokok pasif. Masih menurut AHA, perokok biasanya meninggal 13-14 tahun lebih cepat bila dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok. Menurut CDC, sekitar 443.000 orang dewasa meninggal setiap tahunnya akibat penyakit atau komplikasi yang terjadi karena merokok.
Tidak pernah ada kata terlambat untuk berhenti merokok! Di saat Anda berhenti merokok, maka resiko Anda terhadap berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan merokok pun akan menurun.
Menurut American Cancer Society, setahun setelah Anda berhenti merokok, maka resiko Anda untuk terkena gangguan jantung pun akan menurun hingga setengahnya. 15 tahun kemudian, resiko Anda untuk terkena gangguan jantung pun akan sama rendahnya dengan orang yang tidak pernah merokok di sepanjang hidupnya, begitu pula halnya dengan resiko stroke.
Sumber: healthline