25 Jan 2019 08:00 WIB
Baikah Kandungan Xylitol Untuk Kesehatan Gigi ?
Halo sahabat setia Dokter.ID! salam sehat untuk kita semua dan terutama untuk gigi sehat kita! nah bicara soal gigi, kali ini kita akan membahas pemanis yang bernama Xylitol, pernah dengar sebuah kandungan bernama xylitol? Ya, xylitol akhir-akhir ini menjadi cukup populer karena khasiatnya dapat membalikkan persepsi orang akan efek buruk sebuah permen. Xylitol dengan khasiatnya justru membuat beberapa permen atau kembang gula tertentu yang mengandungnya menjadi ‘bersahabat’ dan dipercaya untuk menyehatkan gigi. Beberapa orang kini mulai mempertimbangkan adanya kandungan xylitol ketika memilih merek permen, ataupun tablet hisap suplemen vitamin. Sebenarnya, apa itu xylitol dan bagaimana kandungan ini bisa membantu kesehatan gigi?
Pada dasarnya xylitol termasuk dalam jenis gula, namun dengan karakteristik yang berbeda dari jenis gula pada umumnya. Xylitol berasal dari ekstrak tanaman berkayu keras bernama birch yang berasal dari Finlandia. Selain birch, zat ini dapat dijumpai secara alami pada berbagai buah dan sayuran, seperti buah beri, gandum, sekam jagung, jamur, atau dapat juga diperoleh melalui ekstraksi serat jagung, raspberry, plum, dan biji jagung.
Zat yang juga dikenal dengan nama gula alkohol ini biasa digunakan sebagai pemanis alami pengganti gula biasa dengan tingkat kemanisan yang hampir sama dengan gula. Meskipun tergolong jenis gula, xylitol punya sifat yang lebih eksklusif dibanding gula pada umumnya. Jenis gula biasa (sukrosa) yang masuk ke mulut akan dimetabolisme bakteri M. streptococcus menjadi asam laktat sehingga memicu gigi berlubang. Xylitol juga memiliki sifat antimikrobial yang melawan bakteri, serta menjaga fungsi air liur dalam menetralisir keasaman plak secara lebih sempurna. Sifat-sifat inilah yang melawan pertumbuhan bakteri pada gigi sekaligus menjadi alasan utama mengapa xylitol membantu menyehatkan gigi.
Pada penelitian Fraga, dkk. dalam jurnal Brazilian Oral Research, sebanyak 12 orang dewasa (pria dan wanita) dicatat jumlah kandungan bakteri mutan streptococci yang dapat menyebabkan kerusakan gigi pada mulut mereka masing-masing. Setelah dicatat lalu mereka diberikan konsumsi total 1 gram xylitol per hari dalam bentuk permen karet. Terbukti setelah 30 hari, kandungan bakteri mutan streptococci dalam mulutnya berkurang hingga 69%. Ini berarti bahwa xylitol mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab kerusakan gigi.
Tidak hanya orang dewasa, kesehatan gigi dan gusi pada anak pun bisa terbantu dengan pemanis ini. Xylitol dapat mencegah gingivitis atau peradangan pada gusi yang disebabkan penumpukan bakteri gingivitis. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kandelman dan Gagnon tahun 1987 membuktikan pemberian xylitol pada anak usia 8 hingga 9 tahun yang sudah mengonsumsi beragam makanan dapat mengurangi sampai dengan 55% kerusakan gigi.
Penelitian lain dalam jurnal Arch Pediatric Adolesc Medical yang menguji 100 anak berusia 9 hingga 15 bulan ikut menguatkan penelitian sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan memberi xylitol dan sorbitol dalam bentuk sirup pada sejumlah anak tersebut. Hasilnya xylitol mampu menjaga kesehatan gusi dan mencegah terjadinya pengeroposan dini pada gigi kita.
Xylitol umumnya ditoleransi dengan baik, tetapi beberapa orang dapat mengalami efek samping pencernaan ketika mereka makan terlalu banyak. Alkohol gula dapat menarik air ke usus kita atau difermentasi oleh bakteri usus. Ini dapat menyebabkan gas, kembung dan diare. Namun, tubuh kita tampaknya beradaptasi dengan sangat baik terhadap xylitol.
Jika kita menambah asupan secara perlahan dan memberi waktu tubuh kita untuk menyesuaikan diri, kemungkinan kita tidak akan mengalami efek negatif apa pun. Konsumsi xylitol jangka panjang tampaknya benar-benar aman.
Dalam satu studi, orang mengkonsumsi rata-rata 3,3 pon (1,5 kg) xylitol per bulan - dengan asupan harian maksimum lebih dari 30 sendok makan (400 gram) - tanpa efek negative. Orang-orang menggunakan gula alkohol untuk memaniskan kopi, teh, dan berbagai resep. Kita dapat mengganti gula dengan xylitol dalam rasio 1: 1.
Dan jika kita memiliki sindrom iritasi usus besar (IBS) atau intoleransi terhadap FODMAPs, berhati-hatilah dengan alkohol gula dan pertimbangkan untuk menghindarinya sama sekali.
Jadi sahabat, setelah kita mengetahu kegunaan maupun efek yang dapat terjadi pada xylitol, pada dasarnya jangan berlebihan mengkonsumsi apapun, dan selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yah.
Sumber : www.webmd.com, www.healthline.com