Anda mungkin sudah sering melihat gambaran hati terbelah pada berbagai film kartun saat seseorang patah hati, akan tetapi tahukah Anda bahwa patah hati ternyata memang benar-benar mempengaruhi kesehatan jantung Anda?
Sindrom patah hati (broken heart syndrome) atau kardiomiopati takotsubo atau stress kardiomiopati merupakan suatu gangguan jantung sementara yang terjadi akibat adanya peristiwa yang membuat seseorang merasa sangat tertekan, misalnya kematian pasangan hidup.
Sindrom patah hati lebih sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang telah berusia 50 tahun atau lebih. Penderita sindrom patah hati ini biasanya mengalami gangguan fungsi pompa jantung sementara, sementara fungsi jantung lainnya tetap normal. Gejala sindrom patah hati dapat menyerupai gejala serangan jantung seperti nyeri dada dan sesak napas. Gejala ini biasanya membaik atau menghilang dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu.
Kabar baiknya adalah sindrom patah hati biasanya dapat diobati. Sebagian besar penderita biasanya akan mengalami perbaikan gejala atau sembuh dalam waktu beberapa minggu. Kabar buruknya adalah sindrom patah hati ini dapat menyebabkan kegagalan otot jantung berat, yang tentu saja akan mengancam jiwa penderitanya.
Baca juga: Obati Patah Hati Dengan Mengkonsumsi Empat Makanan Ini
Apa Penyebabnya?
Penyebab pasti dari sindrom patah hati hingga saat ini belum diketahui. Para ahli menduga gangguan ini terjadi akibat peningkatan mendadak dari berbagai hormon stress, termasuk adrenalin, yang menyebabkan gangguan sementara pada jantung seseorang.
Beberapa kejadian atau peristiwa yang dapat memicu terjadinya sindrom patah hati adalah:
Apa Saja Gejalanya?
Gejala yang paling sering ditemukan pada sindrom patah hati adalah nyeri dada dan sesak napas. Gejala ini dapat terjadi pada orang yang tidak pernah memiliki riwayat gangguan jantung sebelumnya.
Beberapa gejala lainnya yang dapat ditemukan adalah denyut jantung tidak teratur dan syok kardiogenik. Syok kardiogenik merupakan suatu keadaan di mana jantung tiba-tiba melemah dan tidak dapat memompa cukup banyak darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini membutuhkan penanganan segera karena dapat menyebabkan terjadinya kematian.
Apa Perbedaan Sindrom Patah Hati Dengan Serangan Jantung?
Serangan jantung biasanya terjadi akibat adanya penyempitan pembuluh darah jantung, baik sebagian atau seluruhnya. Penyempitan ini biasanya terjadi akibat adanya bekuan darah yang terbentuk di daerah dinding pembuluh darah yang memang telah dipenuhi oleh tumpukkan lemak.
Sementara itu, pada sindrom patah hati, biasanya tidak ditemukan penyempitan atau sumbatan apapun pada pembuluh darah jantung, tetapi aliran darah di dalam pembuluh darah jantung berkurang.
Perbedaan lainnya yang dapat Anda temukan adalah:
Untuk memonitor kesehatan jantung penderita, dokter biasanya akan menganjurkan penderita untuk melakukan pemeriksaan EKG dan ECG (echocardiogram) 1 bulan setelah penderita didiagnosa menderita sindrom patah hati.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter kami di fitur https://dokter.id/tanya-dokter”> Tanya dokter sekarang .
Sumber: heart, mayoclinic