Mengapa Saya Tidak Dapat Mengerti Pembicaraan Orang Lain?
11 Jan 2017 12:00 WIB
Bingung mengapa Anda tampaknya tidak dapat mengerti apa yang sedang dibicarakan orang lain? Atau Anda kesulitan untuk mengungkapkan dengan kata-kata apa yang sebenarnya ingin Anda sampaikan? Bila ya, maka Anda mungkin menderita suatu kelainan neurologis yang dikenal dengan nama afasia.
Apa Itu Afasia?
Afasia merupakan gangguan komunikasi yang terjadi akibat kerusakan bagian otak yang berfungsi untuk mengatur kemampuan berbahasa (biasanya pada otak kiri). Orang yang mengalami kerusakan pada otak kanan biasanya akan mengalami gangguan lain selain gangguan berbicara dan berbahasa.
Afasia dapat membuat penderita mengalami kesulitan untuk berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis tetapi tidak akan mengganggu kemampuan intelegensianya. Penderita afasia mungkin akan mengalami beberapa gangguan lain seperti disartria, apraksia, atau gangguan menelan.
Apa Penyebabnya?
Penyebab tersering dari afasia adalah stroke. Akan tetapi, berbagai penyakit lain atau kerusakan pada bagian otak yang berfungsi untuk mengatur kemampuan berbahasa juga dapat menyebabkan terjadinya afasia. Beberapa penyakit lain yang dimaksud adalah tumor otak, cedera kepala, dan gangguan neurologis.
Apa Tanda dan Gejalanya?
Gejala spesifik dan keparahan afasia dapat berbeda-beda tergantung pada lokasi dan seberapa besar kerusakan otak yang terjadi. Orang yang mengalami kerusakan pada otak kiri bagian depan mungkin akan mengalami kesulitan untuk berbicara dengan lancar (gagap). Akan tetapi, mereka biasanya dapat memahami apa yang orang lain katakan dengan cukup baik.
Orang yang menderita kerusakan pada otak kiri bagian belakang biasanya dapat berbicara dengan lancar, tetapi seringkali mengucapkan kata-kata yang salah atau kata-kata aneh yang dibuatnya sendiri. Mereka juga biasanya mengalami kesulitan memahami apa yang sedang dikatakan oleh orang lain.
Selain itu, semua penderita afasia biasanya akan mengalami 1 atau lebih gejala di bawah ini, yaitu:
Kesulitan menemukan kata-kata yang ingin diucapkannya
Mengganti kata yang dimaksudkannya dengan kata lain yang masih berhubungan (misalnya menyebut ayam untuk ikan) atau dengan kata lain yang sama sekali tidak berhubungan (misalnya menyebut radio untuk bola)
Mengganti cara membaca suatu kata (misalnya menyebut wish dasher untuk dishwasher)
Menggunakan kata-kata buatannya sendiri (misalnya menyebut hamburger sebagai frigilin)
Mengalami kesulitan menyatukan kata-kata untuk membentuk suatu kalimat
Mencampurkan kata-kata buatannya sendiri dan kata-kata yang benar tetapi terdengar tidak masuk akal
Tidak dapat memahami apa yang dikatakan oleh orang lain, terutama bila mereka berbicara dengan cukup cepat (misalnya saat mendengarkan berita di televisi atau radio) atau saat seseorang berbicara dengan menggunakan kalimat panjang
Sulit memahami perkataan orang lain bila lingkungan sekitarnya berisik atau banyak orang
Salah mengartikan suatu candaan dengan makna yang sebenarnya
Mengalami kesulitan membaca brosur, buku, dan berbagai materi tulisan lainnya
Mengalami kesulitan untuk mengeja dan menyatukan kata-kata untuk membentuk suatu kalimat
Mengalami kesulitan untuk memahami konsep angka (misalnya untuk membedakan waktu, menghitung uang, menambahkan atau mengalikan suatu angka)
Seorang ahli terapi wicara dan berbahasa akan mengevaluasi penderita dengan menggunakan berbagai alat untuk menentukan jenis dan derajat keparahan dari afasia. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk menegakkan diagnosa afasia adalah:
Kemampuan auditori: menguji apakah penderita dapat mengeri kata-kata, pertanyaan, petunjuk, dan cerita yang sedang didengarkannya
Ekspresi verbal: menguji apakah penderita dapat menyebutkan hari secara berurutan, menyebut nama berbagai jenis benda, merespon pertanyaan, dan mengobrol
Membaca dan menulis: menguji apakah penderita dapat memahami atau menulis berbagai jenis huruf, kata-kata, kalimat, dan paragraf
Komunikasi fungsional: menguji apakah penderita dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuhnya, menggambar, menunjuk, atau jenis komunikasi lainnya saat mereka mengalami kesulitan mengungkapkan kata-kata yang diinginkannya
Apa Pilihan Pengobatan yang Dapat Dilakukan?
Ada banyak jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi afasia. Jenis pengobatannya tergantung pada kebutuhan dan tujuan penderita. Terapi dapat dilakukan secara individual atau berkelompok.
Seorang terapis akan meminta penderita melakukan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang terganggu akibat kerusakan pada otak.
Bagaimana Cara Berkomunikasi Dengan Seorang Penderita Afasia?
Bila orang terdekat menderita afasia, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk dapat meningkatkan kualitas komunikasi dengan penderita. Beberapa hal yang dimaksud adalah:
Pastikan penderita memperhatikan Anda sebelum Anda mulai berbicara
Selalu pertahankan kontak mata dan perhatikan bahas tubuh penderita
Minimalisasi atau bila perlu hilangkan semua suara bising lainnya, misalnya suara TV, radio, atau orang lain
Berbicaralah dengan kekuatan suara normal (tidak perlu berbicara lebih keras kecuali bila diminta oleh penderita)
Berkomunikasilah secara sederhana, tetapi jangan kekanak-kanakan
Gunakan kalimat sederhana dan tekankan kata kunci
Bicaralah dengan lebih lambat
Berikan waktu pada penderita untuk berbicara, tahanlah keinginan untuk membantu penderita menyelesaikan kalimatnya atau membantunya menemukan kata-kata yang tepat
Berkomunikasilah dengan menggunakan gambar, gerakan tubuh, tulisan, dan ekspresi wajah selain berbicara
Dukung penderita untuk menggambar, menulis, dan menggunakan bahasa tubuh saat berkomunikasi
Ajukan pertanyaan "ya" dan "tidak", jangan pertanyaan yang bersifat terbuka
Pujilah setiap usahanya untuk berbicara dan jangan membesar-besarkan kesalahan yang dilakukan penderita. Jangan paksa penderita untuk menggunakan kata-kata dengan sempurna
Ajak penderita turut serta dalam semua aktivitas normal sebisa mungkin
Dukung peserta untuk hidup mandiri dan cegahlah diri Anda agar tidak menjadi terlalu overprotektif
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter kami di fitur Tanya dokter sekarang.