Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang mengalami kekurangan zat besi dan memiliki berbagai faktor resiko lainnya memiliki resiko menderita gangguan autisme 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Pada penelitian ini, para peneliti mengamati apa sebenarnya hubungan antara konsumsi zat besi sang ibu dan resiko terjadinya autisme pada seorang anak.
Hubungan antara peningkatan resiko terjadinya gangguan autisme dengan kuranganya asupan zat besi (dalam bentuk suplemen) pada ibu hanya terjadi bila ibu berusia 35 tahun atau lebih saat melahirkan atau bila sang ibu menderita suatu gangguan metabolik seperti obesitas, tekanan darah tinggi, atau diabetes.
Para peneliti mengamati sepasang ibu dan anak yang terdiri dari ibu yang memiliki anak yang menderita gangguan autisme dan ibu yang memiliki anak yang menderita gangguan perkembangan tertentu.
Pada penelitian ini, para peneliti memeriksa berapa asupan zat besi sang ibu, termasuk berapa banyak vitamin, berbagai suplemen nutrisi lainnya, dan sereal yang dikonsumsi oleh sang ibu selama 3 bulan sebelum kehamilan terjadi dan selama kehamilan berlangsung hingga masa menyusui.
Kekurangan zat besi dan anemia merupakan salah satu defisiensi nutrisi yang paling sering terjadi, terutama selama kehamilan berlangsung, yang mengenai sekitar 40-50% wanita hamil dan bayinya.
Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses perkembangan otak awal, proses produksi neurotransmiter, mielinisasi, dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kebenaran teori ini, para peneliti menganjurkan para ibu hamil untuk mengkonsumsi berbagai suplemen yang dianjurkan oleh para dokter. Jika Anda mengalami efek samping, berkonsultasilah dengan dokter Anda.
Sumber: foxnews