Menurut sebuah penelitian baru di Amerika, merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya nyeri pinggang kronik.
Pada penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengalami nyeri pinggang subakut, yaitu nyeri pinggang yang berlangsung antara 4-12 minggu; dan merokok memiliki resiko yang lebih tinggi yaitu hingga 3 kali lipat untuk mengalami nyeri pinggang kronik (menetap) 1 tahun kemudian dibandingkan dengan orang lain yang tidak merokok.
Para peneliti menggunakan MRI untuk menganalisa aktivitas di dalam otak, khususnya di bagian nukleus akumben dan korteks prefrontal medial, dua bagian otak yang berperanan penting dalam perilaku adiktif, pemberian hadiah, dan motivasi.
Para peneliti mengatakan bahwa di saat kedua bagian otak ini teraktivasi, maka seseorang pun menjadi lebih rentan terhadap nyeri menetap, baik mereka merokok atau tidak. Akan tetapi, di saat seseorang merokok, maka kedua bagian otak ini akan terakvitasi, yang tentu saja akan memicu timbulnya nyeri menetap.
Para peneliti menduga bahwa merokok dapat mengubah bagaimana cara otak menerjemahkan dan memproses sinyal nyeri di dalam diri seseorang.
Sumber: menshealth