Defisiensi atau kekurangan hormon testosteron diduga memiliki hubungan dengan berbagai gangguan kesehatan lainnya, seperti diabetes, sindrom metabolik, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Akan tetapi, rendahnya kadar testosteron bukanlah penyebab berbagai gangguan kesehatan tersebut, berbagai gangguan kesehatan inilah yang menyebabkan penurunan kadar testosteron.
Penelitian menunjukkan bahwa pria yang menderita obesitas, diabetes, ataupun tekanan darah tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami penurunan kadar testosteron.
Diabetes
Pria yang menderita diabetes memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami penurunan kadar testosteron dan begitu pula sebaliknya. Testosteron meningkatkan kemampuan berbagai jaringan tubuh untuk menggunakan gula di dalam darah saat insulin bekerja. Pria dengan kadar testosteron yang rendah lebih sering mengalami resistensi insulin. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya diabetes tipe 2.
Obesitas
Pria dengan berat badan berlebih atau obesitas biasanya memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dan pria dengan kadar testosterone yang rendah juga lebih mudah mengalami peningkatan berat badan.
Sel lemak dapat memetabolisme testosteron menjadi estrogen dan mengakibatkan penurunan kadar testosteron. Selain itu, obesitas juga menurunkan kadar protein pengikat hormon testosteron yang juga mengakibatkan penurunan kadar testosteron. Penurunan berat badan melalui berolahraga dapat meningkatkan kadar testosteron. Penggunaan suplemen testosteron pada pria dengan kadar testosterone yang rendah dapat menurunkan berat badan walaupun hanya sedikit.
Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan gejala, yang berupa peningkatan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, obesitas (terutama penumpukan lemak di perut), dan peningkatan kadar gula darah. Sindrom metabolik meningkatkan resiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Berdasarkan penelitian, pria dengan kadar testosteron yang rendah memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita sindrom metabolik. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa terapi pengganti hormon testosterone dapat memperbaiki kadar gula darah dan obesitas pada pria dengan kadar testosteron yang rendah.
Penyakit Jantung
Sebagian besar ahli menduga bahwa peningkatan kadar hormon testosterone berhubungan dengan peningkatan kejadian tekanan darah tinggi dan penyakit jantung pada pria usia muda. Dengan demikian, testosteron diduga memiliki efek yang tidak baik bagi jantung anda. Tetapi, testosteron tetap diperlukan untuk menjaga kesehatan pembuluh darah anda, karena testosteron juga akan diubah menjadi estrogen, yang dapat melindungi pembuluh darah anda dari kerusakan.
Akan tetapi, kekurangan hormon testosteron berhubungan dengan peningkatan kejadian resistensi insulin, diabetes, dan obesitas yang juga meningkatkan resiko penyakit jantung. Selain itu, pria dengan diabetes dan kadar testosteron yang rendah memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak).
Gangguan Kesehatan Lainnya
Depresi
Berdasarkan penelitian, kadar testosteron yang rendah meningkatkan resiko kejadian depresi pada pria lanjut usia sampai dua kali lipat.
Disfungsi Ereksi
Walaupun sebagian besar disfungsi ereksi disebabkan oleh aterosklerosis, akan tetapi sebagian besar penderita aterosklerosis seperti pada penderita diabetes, sindrom metabolik, maupun obesitas juga memiliki kadar testosteron yang rendah.
Tekanan Darah Tinggi
Kadar testosteron yang terlalu tinggi meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi, akan tetapi tekanan darah tinggi juga sering ditemukan pada pria dengan kadar testosteron yang rendah.
Sumber: webmd