Banyak orang bertanya-tanya, apakah frekuensi hubungan seksual mereka menjadi indikator dalam mencapai hubungan yang normal dan sehat? Apakah seks yang terlalu "banyak" atau "sedikit" bisa memicu masalah dengan pasangan?
Penelitian yang dilakukan oleh verywellmind dengan melibatkan lebih dari 4.200 pasangan menunjukkan bahwa, mereka lebih bahagia ketika hubungan seks terjadi satu kali dalam seminggu. Beberapa faktor seperti pekerjaan, anak-anak, fisik, dan masalah relasional lainnya menjadi alasan bahwa frekuensi hubungan seks bukanlah segalanya.
Ibaratnya, hal ini seperti Anda menambahkan lebih banyak karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan, ada peningkatan produktivitas, tetapi hanya sampai titik tertentu. Setelah mencapai titik itu, efisiensi turun. Begitu pula hubungan seks. Sekali atau dua kali dalam sebulan mungkin tidak cukup, tapi lebih dari sekali seminggu tidak meningkatkan kebahagiaan lebih jauh.
Dalam penelitian terbarunya, verywellmind menginstruksikan beberapa pasangan untuk melipatgandakan frekuensi hubungan seks mereka. Hasilnya, mereka tidak lebih bahagia dari yang sebelumnya, dari tingkat frekuensi hubungan seks mereka biasanya. Lebih lanjut, mereka melaporkan kenikmatan seks yang berkurang.
"Kepuasan dalam hubungan seksual bukan sekadar dari frekuensinya, melainkan kualitas saat berhubungan ,"
Selain menjaga keintiman fisik, Anda dan pasangan juga perlu meningkatkan keintiman emosional seperti waktu berduaan, hadiah, kata-kata romantis, pelukan sayang dan sebagainya.
Anda dan pasangan harus secara terbuka dan jujur membicarakan tentang kehidupan seks. Jadikan itu sebuah diskusi sehingga Anda dan pasangan bisa mengetahui keinginan satu sama lain.
Baca juga: Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim