Penelitian terbaru mengatakan bahwa pelajar yang menghisap ganja, walaupun hanya sekali dalam seminggu ternyata mengalami abnormalitas dalam hal ukuran, densitasd dan volume. Dua area yang paling banyak dirusak oleh ganja adalah daerah amigdala dan nucleus accumbens, yang merupakan area otak untuk mengatur emosi dan motivasi.
Penelitian yang diterbitkan oleh the Journal of Neuroscience ini menganalisa efek dari ganja pada perokok ganja biasa. Ternyata kerusakan otak banyak ditemukan pada perokok yang menggunakan ganja dengan tujuan rekreasional semata. Banyak diantara mereka yang mengalami kerusakan neurogikal.
Banyak orang berpikir jika merokok ganja dengan tujuan rekreasi tidak akan menimbulkan masalah didalam kehidupannya di pekerjaan atau sekolah. Tetapi data yang didapatkan oleh penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda.
Penelitian ini menyertakan 40 pelajar usia 18-25 tahun, dibagi menjadi seberapa sering mereka merokok ganja. Sebelum melakukan pemeriksaan neuroimaging, para peneliti memastikan tidak ada satupun diantara ke 20 peserta yang mengalami kecanduan ganja. Kemudian para peserta ini akan menjalankan sejumlah test mulai dari pengukuran densitas gray matter, pengukuran besar otak dan keseluruhan volume otak. Para peneliti juga membagi dua grup peserta untuk melihat bagaimana ganja mengubah respon motivasi dan emosi dari pemakai.
Secara umum para peserta yang merokok ganja mempunyai ukuran nucleus accumbens lebih besar dari rata-rata. Para peneliti menyimpulkan, bahan psikoaktif didalam ganja yaitu tetrahydrocannabinol (THC) merupakan penyebab dari perubahan tersebut. Para peneliti juga menduga proses perubahan otak inilah yang akan mengubah jalan pemikiran seorang perokok rekreasional menjadi pecandu ganja.
Para peneliti sudah mengetahui bahwa obat-obatan seperti ganja dapat menyebabkan otak melepaskan hormon dopamin yang akan membuat segala sesuatu terlihat nikmat dan menyenangkan. Bahkan pada orang-orang yang tidak kecanduan nikotin, ganja bisa menjadi masalah, karena secara perlahan mereka akan merasakan kenikmatan dari pelepasan dopamin dan mejadi kecanduan ganja.
Sumber: medicaldaily