Memang benar bahwa kemoterapi dapat mengobati berbagai jenis kanker dengan cukup efektif. Akan tetapi, seperti berbagai jenis obat lainnya, kemoterapi seringkali menyebabkan terjadinya berbagai jenis efek samping.
Efek samping yang terjadi dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis kanker, lokasi, jenis obat, dosis obat, dan keadaan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Mengapa Kemoterapi Menimbulkan Efek Samping?
Kemoterapi bekerja pada sel-sel tubuh yang aktif. Sel-sel tubuh yang aktif adalah sel-sel yang bertumbuh dan membelah diri. Sel-sel kanker merupakan sel aktif, tetapi begitu pula dengan sel-sel tubuh yang sehat.
Sel-sel tubuh sehat yang termasuk sel-sel aktif adalah sel-sel di dalam darah, mulut, saluran pencernaan, dan folikel rambut. Efek samping terjadi saat kemoterapi merusak sel-sel aktif yang sehat ini.
Apakah Efek Samping Kemoterapi Bisa Diobati?
Bisa. Dokter Anda biasanya akan membantu Anda mencegah atau mengobati berbagai efek samping yang timbul. Selain itu, dokter Anda mungkin akan memberikan kombinasi obat atau menggunakan cara pengobatan tertentu sehingga efek samping yang timbul pun lebih sedikit.
Obat kemoterapi yang berbeda biasanya akan memiliki efek samping yang berbeda. Segera beritahu dokter Anda bila Anda mengalami efek samping. Bagi sebagian besar jenis obat kemoterapi, efek samping tidak berhubungan dengan efektivitas pengobatan. Di bawah ini Anda dapat melihat beberapa efek samping kemoterapi yang cukup sering ditemukan.
1. Fatigue
Fatigue adalah merasa lelah atau sangat lelah hampir di sepanjang hari. Fatigue merupakan efek samping kemoterapi yang paling sering ditemukan.
2. Nyeri
Kemoterapi kadangkala membuat penderitanya merasa kesakitan, termasuk sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut, nyeri akibat kerusakan saraf (rasa seperti terbakar, mati rasa, atau seperti tertusuk-tusuk) yang biasa terjadi pada jari tangan dan jari kaki.
Nyeri ini biasanya akan semakin berkurang seiring dengan berlalunya waktu. Akan tetapi, sejumlah orang dapat mengalami kerusakan saraf permanen. Hal ini dapat membuat seseorang kesakitan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengobatan.
Pengobata nyeri akibat kemoterapi yang biasanya diberikan oleh dokter adalah mengobati sumber nyeri, memberikan obat anti nyeri, dan menghambat sinyal nyeri dari saraf ke otak.
3. Sariawan
Kemoterapi dapat merusak sel-sel di bagian dalam mulut dan tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya sariawan yang terasa sangat nyeri di kedua bagian tubuh tersebut. Keadaan ini disebut dengan mukositis.
Sariawan biasanya mulai muncul pada hari ke 5-14 paska kemoterapi. Sariawan ini dapat mengalami infeksi. Mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga kebersihan mulut dan gigi dapat menurunkan resiko terjadinya sariawan. Sariawan ini biasanya akan menghilang seluruhnya setelah pengobatan selesai.
4. Diare
Sejumlah kemoterapi dapat menyebabkan diare cair. Mencegah atau mengobati diare sejak dini dapat mencegah terjadinya dehidrasi.
5. Mual dan Muntah
Kemoterapi dapat menyebabkan mual dan muntah. Terjadinya efek samping ini dan seberapa buruk gejalanya tergantung pada jenis obat dan dosis obat yang digunakan. Pemberian obat yang tepat sebelum dan setelah kemoterapi biasanya dapat mencegah terjadinya mual dan muntah.
6. Sembelit
Kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya sembelit. Hal ini berarti sulit atau tidak sering buang air besar. Beberapa jenis obat-obatan lain seperti obat anti nyeri juga dapat menyebabkan terjadinya sembelit. Untuk menurunkan resiko terjadinya sembelit; konsumsilah banyak air putih, makan makanan sehat, dan cukup olahraga.
7. Gangguan Darah
Sumsum tulang merupakan suatu jaringan seperti spons yang berada di dalam tulang Anda. Sumsum tulang berfungsi untuk membentuk sel-sel darah baru. Kemoterapi biasanya akan mengganggu proses ini, sehingga Anda mungkin akan mengalami berbagai gangguan kesehatan akibat kurang darah.
Dokter Anda biasanya akan melakukan pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui berapa kadar sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit di dalam darah Anda.
Kekurangan sel darah merah dapat menyebabkan terjadinya anemia, dengan gejalanya berupa fatigue, pusing, dan sesak napas. Sementara itu, kekurangan sel darah putih (leukopenia) akan membuat Anda lebih mudah jatuh sakit. Kekurangan trombosit akan membuat Anda lebih mudah mengalami perdaharan dan memar daripada biasanya.
Baca juga: Cara Atasi Rasa Mual Akibat Kemoterapi
Sekarang ini, telah tersedia obat-obatan yang dapat mengobati berbagai jenis gangguan darah di atas dan mencegah terjadinya leukopenia pada pasien dengan resiko tinggi. Obat-obatan ini dapat membantu sumsum tulang Anda membentuk sel-sel darah baru.
8. Gangguan Sistem Saraf
Sejumlah obat kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan saraf. Obat ini dapat menyebabkan timbulnya beberapa gejala seperti kesemutan, rasa seperti terbakar, kelemahan atau mati rasa pada tangan, kaki, atau keduanya; otot terasa lemah, nyeri, atau mudah lelah; hilang keseimbangan, dan gemetar.
Anda mungkin juga akan mengalami kaku leher, nyeri kepala, kesulitan melihat, kesulitan mendengar, atau kesulitan berjalan dengan normal. Anda akan merasa mudah jatuh. Berbagai gejala ini biasanya akan membaik saat dosis obat kemoterapi diturunkan atau dihentikan. Akan tetapi, kadangkala kerusakan yang terjadi bersifat permanen.
9. Perubahan Cara Berpikir dan Daya Ingat
Sejumlah orang dapat mengalami kesulitan berpikir jernih dan berkonsentrasi setelah melakukan kemoterapi.
10. Gangguan Seksual dan Organ Reproduksi
Kemoterapi dapat mempengaruhi kesuburan Anda. Bagi wanita, kemoterapi akan mempengaruhi kemampuannya untuk hamil. Sementara itu, bagi pria, kemoterapi akan mempengaruhi kemampuannya untuk membuat seorang wanita hamil.
Selain itu, merasa lelah atau tidak enak badan karena menderita kanker atau karena kemoterapi juga dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menikmati seks. Berkonsultasilah dengan dokter Anda mengenai efek samping yang satu ini sebelum Anda memulai kemoterapi.
Kemoterapi juga dapat membahayakan jiwa janin, terutama bila kehamilan masih berusia kurang dari 3 bulan saat semua organ bayi masih dalam masa pembentukan. Jika Anda memiliki kemungkinan untuk hamil selama pengobatan, gunakanlah pil KB. Jika Anda hamil, segera beritahu dokter Anda.
11. Hilangnya Nafsu Makan
Saat melakukan kemoterapi, Anda mungkin akan makan lebih sedikit daripada biasanya, tidak merasa lapar sama sekali, atau merasa kenyang setelah makan sedikit. Jika hal ini terus berlangsung selama pengobatan, maka Anda mungkin akan mengalami penurunan berat badan dan kurang gizi. Anda juga mungkin akan mengalami penurunan massa otot dan kekuatan otot. Semua hal ini dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk sembuh.
12. Rambut Rontok
Beberapa jenis kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok dari seluruh bagian tubuh. Hal ini mungkin terjadi secara perlahan atau sekaligus. Rambut rontok biasanya mulai terjadi setelah beberapa minggu pertama kemoterapi dan cenderung meningkat dalam waktu 1-2 bulan. Dokter Anda dapat memprediksi hal ini berdasarkan pada jenis obat dan dosis obat yang Anda terima.
13. Efek Samping Jangka Panjang
Sebagian besar efek samping di atas akan menghilang setelah pengobatan dihentikan. Akan tetapi, sejumlah efek samping akan tetap berlanjut, kambuh, atau baru timbul kemudian. Contohnya, beberapa jenis kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung, paru-paru, hati, ginjal, atau sistem reproduksi. Dan sejumlah orang mungkin akan mengalami kesulitan berpikir, berkonsentrasi, dan mengingat selama beberapa bulan atau beberapa tahun paska kemoterapi.
Kerusakan atau perubahan sistem saraf dapat terjadi paska pengobatan. Anak-anak yang menjalani kemoterapi mungkin akan mengalami efek samping yang akan berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa tahun paska kemoterapi. Orang yang berhasil sembuh dari kanker juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker lagi di kemudian hari.
Pentingnya Perawatan Paska Kemoterapi
Perawatan saat kemoterapi telah selesai sangat penting. Dokter Anda dapat membantu Anda mengatasi berbagai efek samping jangka panjang dan memperhatikan apakah ada efek samping baru (late effects) yang timbul paska kemoterapi. Dokter Anda mungkin akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter kami di fitur Tanya dokter sekarang.
Sumber: cancer