Hampir kebanyakan anak suka minum susu, susu adalah cara yang baik untuk menjamin asupan kalsium anak. Tapi untuk anak Anda yang masih balita apakah kebiasan minum susu itu adalah hal yang baik atau tidak? Silahkan simak ulasan dibawah ini.
Jumlah Yang Disarankan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, anak-anak berusia antara 1-5 tahun seharusnya mengonsumsi tidak lebih dari tiga gelas, 235 ml susu per hari. Minum sekitar satu setengah cangkir susu per hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium anak-anak antara usia 1-3 tahun atau batita.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia kekurangan zat besi merupakan perhatian utama kebanyakan balita yang terlalu banyak minum susu. Susu rendah zat besi dan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh, sehingga anak kecil yang banyak minum susu bisa mengalami kekurangan zat besi. Balita sangat rentan mengalami hal ini karena mereka mungkin tidak mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, jadi mereka tidak dapat menebus kekurangan dengan cara lain. Selain itu, karena saluran pencernaan balita masih berkembang, mungkin mengalami reaksi ringan terhadap susu yang menyebabkan kehilangan darah di usus dalam jumlah kecil. Kehilangan darah mengurangi zat besi dalam tubuh, jadi ini bisa membuat kemungkinan mengalami anemia kekurangan zat besi lebih besar lagi.
Kalori dan Nutrisi
Seorang balita yang minum terlalu banyak susu mungkin mendapatkan banyak kalsium, tapi mungkin dia menghindari makanan dan minuman lain yang memiliki nutrisi lain. Jika anak Anda minum lebih dari tiga cangkir susu setiap hari, dia mungkin mendapatkan setengah, atau lebih, asupan kalori hariannya hanya dari susu saja. Jika Anda memiliki riwayat keluarga obesitas, penyakit jantung atau diabetes, maka dokter spesialis anak Anda mungkin akan menyarankan untuk membatasi asupan susu atau beralih ke susu rendah lemak.
Intoleransi dan Alergi Laktosa
Beberapa balita mengalami alergi susu. Anak-anak dengan alergi parah bisa mengalami mengi, muntah atau cegukan jika mereka minum susu. Terkadang alergi susu bisa mengancam nyawa. Berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa tidak berbahaya, tapi bisa membuat tidak nyaman. Intoleransi laktosa terjadi saat tubuh perlahan berhenti memproduksi laktase, enzim yang mencerna gula dalam susu.
Intoleransi laktosa pada bayi jarang terjadi karena mereka membutuhkan laktase untuk mencerna ASI mereka, namun kemampuan untuk memproduksi laktase dapat mulai berkurang saat balita. Balita yang tidak toleran terhadap laktosa dapat mengalami sakit perut atau diare jika dia minum terlalu banyak susu. Jumlah susu yang bisa ditangani balita bergantung pada berapa banyak laktase yang masih dihasilkannya, sehingga setiap anak memiliki batas yang berbeda.
Baca juga: Tips Untuk Membuat Anak Mau Memakan Buah dan Sayuran
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter Kami di fitur Tanya dokter sekarang
Sumber: sfgate