Satu-satunya pemeriksaan terbaik untuk menentukan diagnosa sirosis adalah biopsi hati. Akan tetapi, biopsi hati tetap memiliki sedikit komplikasi berat yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, biopsi hari baisanya hanya dilakukan bila dokter tidak dapat menentukan diagnosis gangguan hati dengan jelas.
Untuk menentukan diagnosa sirosis hati, selain melakukan biopsi hati, dokter juga dapat menentukan diagnosa sirosis hati dengan melakukan beberapa pemeriksaan lainnya seperti di bawah ini.
Menanyakan Riwayat Kesehatan Penderita
Saat menanyakan riwayat kesehatan penderita, dokter mungkin dapat menemukan ada tidaknya riwayat penggunaan alkohol dalam waktu lama dan jumlah banyak, penyalahgunaan obat-obatan, atau apakah penderita pernah menderita hepatitis sebelumnya.
Penderita yang pernah menderita hepatitis B atau C memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami sirosis hati.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Perut
Beberapa penderita yang menderita sirosis dapat mengalami pembesarah hati dan atau limpa. Pembesaran ini dapat dirasakan oleh dokter saat melakukan pemeriksaan (palpasi) pada daerah perut penderita, yaitu pada perut kanan atas, tepat di bawah iga kanan (merasakan hati yang membesar) dan pada perut kiri atas, tepat di bawah iga kiri (merasakan limpa yang membesar). Hati yang mengalami sirosis juga dapat terasa lebih keras dan memiliki permukaan yang lebih tidak rata (berbenjol-benjol) daripada hati normal.
Telangiektasis
Beberapa penderita sirosis hati, terutama sirosis akibat alkohol mengalami pelebaran pembuluh darah kecil pada kulit (telangiektasis) yang rampak seperti laba-laba dan berwarna merah. Keadaan ini terutama ditemukan pada daerah dada. Telangiektasis ini juga dapat ditemukan pada orang yang tidak menderita gangguan hati apapun.
Jaundice
Jaundice merupakan suatu keadaan di mana kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan akibat peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Jaundice sering ditemukan pada penderita sirosis dan berbagai gangguan hati lainnya selain sirosis, serta pada gangguan kesehatan lain (hemolisis, yaitu pemecahan sel darah merah secara berlebihan).
Ascites
Ascites merupakan pembengkakan daerah perut. Sementara itu, edema merupakan pembengkakan daerah kaki dan atau tangan. Baik ascites maupun edema terjadi akibat penumpukkan cairan di dalam tubuh yang sering terjadi pada penderita sirosis hati dan gagal jantung kongestif.
Pemeriksaan Radiologi
Bila pada pemeriksaan endoskopi ditemukan varises esofagus, maka hal ini dapat membuat dokter menduga telah terjadinya sirosis hati. CT scan perut atau MRI perut atau USG perut juga dapat dilakukan untuk membantu diagnosa sirosis hati, yaitu dengan cara melihat adanya pembesaran hati, permukaan hati yang tampak berbenjol-benjol, pembesaran limpa, dan penumpukkan cairan pada rongga perut.
Selain itu, CT scan, MRI, dan USG perut juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kanker hati (karsinoma hepatoselular) yang sering terjadi pada penderita sirosis.
Pemeriksaan Laboratorium
Sirosis hati tahap lanjut dapat menyebabkan penurunan kadar albumin di dalam darah dan menurunnya kadar faktor-faktor pembekuan darah akbiat hilangnya kemampuan hati untuk memproduksi berbagai protein tersebut. Oleh karena itu, penurunan kadar albumin di dalam darah atau adanya perdarahan abnormal juga dapat merupakan penanda terjadinya sirosis hati.
Peningkatan enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT di dalam darah menandakan adanya peradangan atau cedera pada hati akibat berbagai hal, termasuk sirosis hati.
Peningkatan kadar zat besi di dalam darah mungkin diakibatkan oleh hemokromatosis, yaitu suatu penyakit akibat kelainan genetika yang menyebabkan gangguan metabolisme zat besi pada hati yang dapat menyebabkan terjadinya sirosis.
Pemeriksaan kadar antibodi di dalam darah juga dapat menjadi penanda terjadinya hepatitis autoimun atau sirosis bilier primer, yang dapat menyebabkan terjadinya sirosis hati.
Sumber: medicinenet