Gangguan bipolar atau kelainan manik depresi, merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami episode kegembiraan (mania) dan depresi secara bergantian. Seseorang yang didiagnosa mengalami gangguan bipolar biasanya mengalami satu atau lebih episode depresi bergantian dengan satu atau lebih episode manik atau episode depresi dan manik secara bersamaan (campuran).
Mania merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa senang atau gelisah yang disertai dengan energi berlebihan dalam waktu lama (setidaknya selama 1 minggu). Gejala mania adalah peningkatan energi, berbicara dan berpikir dengan cepat, sangat bawel, perhatian mudah teralihkan, ceroboh, perilaku agresif, menganggap atau berpikir dirinya hebat, penurunan kebutuhan tidur, merasa tidak terkalahkan, berselingkuh, pengeluaran berlebihan, dan kepercayaan diri berlebihan.
Depresi merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa tidak bersemangat, tidak bertenaga, sedih, atau mudah marah dalam waktu lama, setidaknya selama 2 minggu. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah pesimistis, menarik diri dari lingkungan, adanya pikiran untuk bunuh diri atau berpikir tentang kematian, merasa sedih berlebihan, dan mudah marah atau mudah tersinggung.
Berbagai mania dan depresi ini seringkali terjadi bersamaan, sehingga orang tersebut dikatakan memiliki gangguan campuran antara mania dan depresi.
Seseorang diduga menderita gangguan bipolar bila orang tersebut mengalami 4 atau lebih episode depresi, mania, dan atau gabungan keduanya dalam waktu 1 tahun.
Penyebab
Penyebab pasti gangguan bipolar ini masih tidak diketahui, akan tetapi para ahli menemukan bahwa gangguan bipolar ini dapat diturunkan karena adanya faktor genetika yang berperan. Beberapa penelitian telah menduga bahwa beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi otak yang mengakibatkan timbulnya berbagai gejala depresi dan mania tersebut. Beberapa faktor yang diduga berperan adalah stress, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, dan kurang tidur.
Siapa yang Beresiko?
Gangguan bipolar dapat mengenai pria dan wanita, tidak tergantung pada ras ataupun status sosial ekonomi. Wanita penderita gangguan bipolar biasanya lebih sering mengalami episode depresi dan campuran dibandingkan pria.
Pria penderita gangguan bipolar biasanya mengalami episode mania pada saat pertama kali mengalaminya, sedangkan wanita biasanya mengalami episode depresi saat pertama kali mengalaminya.
Gangguan bipolar dapat mengenai semua usia, akan tetapi biasanya mulai timbul pada orang berusia 25 tahun.
Apakah Kelainan Ini Diturunkan?
Berbagai penelitian telah menemukan bahwa penderita gangguan bipolar biasanya memiliki setidaknya satu anggota keluarga yang juga mengalami gangguan ini.
Bila salah satu orang tua menderita gangguan bipolar, maka anaknya memiliki peluang menderita gangguan ini sebesar 10-25%. Bila kedua orang tua menderita gangguan bipolar, maka anaknya memiliki peluang menderita gangguan ini sebesar 10-50%. Bila salah satu anak mengalami gangguan ini, maka kemungkinan anak lainnya menderita gangguan ini adalah sebesar 10-25%.
Sebuah penelitian pada kembar identik menemukan bahwa gangguan bipolar tidak hanya disebabkan oleh faktor genetika, karena tidak semua orang kembar menderita gangguan bipolar ini bila kembarannya mengalami gangguan ini, walaupun memiliki resiko hingga 40-70%.
Para peneliti menemukan bahwa gangguan bipolar ini tidak hanya disebabkan oleh 1 gen, tetapi oleh beberapa gen, di mana setiap gen ini berperan dalam proses terjadinya gangguan.
Gaya Hidup dan Gangguan Bipolar
Kurangnya tidur meningkatkan resiko terjadinya episode mania pada seorang penderita gangguan bipolar. Selain itu, obat anti depresi, terutama bila obat ini diberikan sebagai terapi tunggal juga dapat memicu terjadinya episode mania atau memicu berubahnya episode depresi menjadi mania.
Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan juga dapat memicu timbulnya gejala gangguan bipolar ini. Sebuah penelitian menemukan bahwa sekitar 50% penderita gangguan bipolar juga mengalami penyalahgunaan zat atau alkohol.
Penderita gangguan bipolar seringkali menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengurangi rasa tidak bahagia saat depresi atau sebagai salah satu tindakan ceroboh dan impulsif pada saat episode mania terjadi.
Stress dan Gangguan Bipolar
Beberapa orang kadang mengalami gangguan bipolar setelah mengalami kejadian traumatis atau kejadian lainnya yang membuat orang tersebut sangat tertekan dan stress dalam hidupnya.
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya gangguan bipolar adalah:
Stress sendiri sebenarnya tidak menyebabkan terjadinya gangguan bipolar. Akan tetapi pada beberapa orang yang memang telah rentan terhadap gangguan bipolar, mengatasi stress dan memiliki gaya hidup sehat dapat membantu mencegah terjadinya gangguan bipolar ini.
Sumber: webmd