Sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa suatu pemeriksaan darah sederhana dapat digunakan untuk menemukan penanda sel-sel kanker sehingga dapat membantu mendeteksi kanker payudara sedini mungkin.
Pada pemeriksaan darah ini, para peneliti memeriksa ada tidaknya sel-sel tumor yang bersikulasi di dalam darah (CTCs) pada penderita kanker payudara.
Pada penelitian ini, para peneliti memeriksa darah 2.000 orang penderita kanker payudara yang telah melalui tindakan pembedahan, tetapi sebelum dilakukan tindakan kemoterapi dan 1.500 penderita kanker payudara yang telah melakukan tindakan kemoterapi.
Para peneliti membagi peserta penelitian menjadi 4 kelompok, yaitu:
• Penderita yang memiliki CTC sebelum dan setelah tindakan pengobatan
• Penderita yang tidak memiliki CTC sebelum maupun setelah tindakan pengobatan
• Penderita yang memiliki CTC sebelum pengobatan, tetapi tidak memilikinya lagi setelah tindakan pengobatan
• Penderita yang hanya memiliki CTC setelah tindakan pengobatan
Pada penelitian ini, para peneliti mengamati para peserta penelitian hingga 3 tahun kemudian. Hasilnya adalah pemeriksaan sel tumor ini mungkin dapat membantu memprediksi penyebaran sel-sel kanker, baik sebelum maupun setelah tindakan kemoterapi dilakukan.
Peserta penelitian yang memiliki CTCs di dalam darahnya sebelum dan setelah tindakan pengobatan memiliki angka kekambuhan kanker yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Secara umum, para peneliti menyimpulkan bahwa orang yang memiliki CTCs memiliki waktu bebas penyakit yang lebih singkat daripada orang yang tidak memiliki CTCs, artinya orang yang memiliki CTCs memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kekambuhan kanker payudara.
Akan tetapi, bukan berarti semua orang yang memiliki CTCs di dalam darahnya pasti akan mengalami kekambuhan kanker payudara dan bukan berarti semua orang yang tidak memiliki CTCs di dalam darahnya tidak akan mengalami kekambuhan kanker payudara.
Sumber: newsmaxhealth