Apakah Anda pernah mencium suatu bebauan yang tidak dapat Anda jelaskan berasal dari mana setelah Anda berhubungan seks dengan pasangan?
Seorang ahli mengatakan bahwa bau tersebut terbentuk dari campuran cairan mani, pelumas vagina, dan berbagai sekresi lainnya yang tercampur menjadi satu saat Anda berhubungan seks.
Baca juga: Terlalu Banyak Berhubungan Seks Sebabkan Infeksi Saluran Kemih (Terlalu Banyak Berhubungan Seks Sebabkan Infeksi Saluran Kemih, Benarkah?)
Akan tetapi, mengapa bau yang Anda cium tidak sama dengan bau cairan mani atau pelumas vagina? Hal ini dikarenakan cairan mani merupakan suatu cairan basa (alkalin) yang memiliki pH tinggi, sedangkan pelumas vagina merupakan suatu cairan asam yang memiliki pH rendah. Jadi, saat keduanya bercampur menjadi satu, maka mereka akan bereaksi dan membentuk suatu komponen kimia baru.
Oleh karena itu, seperti apa bau yang Anda cium setiap kali Anda dan pasangan berhubungan seks sebagian besar tergantung pada pH pelumas vagina dan cairan mani yang dihasilkan oleh Anda dan pasangan.
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kadar pH vagina seorang wanita seperti:
Apakah dengan menggunakan kondom bau yang dihasilkan akan berbeda? Seorang ahli mengatakan bahwa Anda masih akan mencium bau yang sama. Hal ini dikarenakan setiap kali Anda berhubungan seksual, terutama bila Anda melakukan dengan cukup "kasar", maka hal ini akan menyebabkan terjadinya abrasi mikro di dalam vagina Anda, yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan yang akan menimbulkan suatu bebauan tertentu.
Selain itu; keringat, spermisida, dan pelumas yang Anda hasilkan dan gunakan juga turut berperan dalam proses pembentukan bebauan tersebut.
Perlu diingat bahwa bebauan apapun yang timbul, bau tersebut pasti bukanlah suatu bebauan yang tidak sedap atau berbau amis. Jika bau ini yang Anda cium setiap kali Anda dan pasangan selesai berhubungan intim, maka dianjurkan agar Anda dan pasangan segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan Anda maupun pasangan tidak mengalami infeksi pada kemaluan yang dapat menyebabkan perubahan pH.
Sumber: womenshealthmag