Sebagian besar wanita biasanya telah diperbolehkan untuk kembali berhubungan seksual dalam waktu 6 minggu paska melahirkan, di mana rasa nyeri saat berhubungan seksual sudah berkurang. Akan tetapi, pada beberapa orang wanita, nyeri saat berhubungan seksual dapat terus berlangsung hingga beberapa bulan setelah melahirkan.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa bagaimana cara seorang wanita melahirkan, operasi Caesar (c-section) atau pun melahirkan normal (melalui vagina); mungkin turut berperan dalam terjadinya nyeri saat berhubungan seks (dispareunia) paska melahirkan.
Pada penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa wanita yang melahirkan anaknya melalui operasi Caesar atau melahirkan normal dengan bantuan vakum memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami nyeri saat berhubungan seks, bahkan hingga 18 bulan paska melahirkan.
Pada penelitian ini, para peneliti mengamati sekitar 1.244 orang wanita hamil dan meminta mereka untuk menjawab berbagai kuesioner mengenai bagaimana hubungan mereka dengan pasangan dan bagaimana kehidupan seks mereka.
Para peserta penelitian diminta untuk menjawab kuesioner tersebut sebelum melahirkan dan pada bulan ke 3, ke 6, ke 12, dan ke 18 setelah melahirkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para wanita yang melahirkan anaknya melalui operasi Caesar atau melalui proses persalinan normal (per vaginam) dengan bantuan vakum memiliki resiko 2 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami dispareunia hingga 18 bulan setelah melahirkan.
Jadi, apakah melahirkan dengan bantuan operasi Caesar dan vakum sama dengan berakhirnya kehidupan seksual Anda bersama pasangan? Tentu saja tidak!
Penelitian ini hanya menemukan adanya hubungan antara bagaimana cara seorang wanita melahirkan dengan terjadinya dispareunia tetapi tidak menemukan adanya hubungan sebab akibat di antara kedua hal tersebut.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa beberapa orang wanita yang mengalami dispareunia paska melahirkan juga mengalami dispareunia sebelum hamil. Rasa lelah yang berlebihan setelah melahirkan dan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga juga membuat seorang wanita memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami dispareunia paska melahirkan.
Sumber: womenshealthmag