Saat pasangan yang sudah menikah dan memutuskan untuk bercerai mungkin mengalami masalah yang terlalu pelik dan sulit untuk mendapatkan titik temu diantara kedua belah pihak.
Namun perceraian akan memberikan dampak untuk semua pihak, untuk Anda sendiri, pasangan, keluarga pasangan dan yang paling terpukul akibat sebuah perceraian adalah anak-anak.
Perceraian akan menberikan dampak pada anak-anak yang Anda cintai. Sebelum Anda memutuskan untuk bercerai, berpikirlah dengan matang dan jangan mengambil keputusan dalam keadaan emosi.
Berikut ini adalah dampak yang bisa terjadi pada anak-anak korban perceraian:
1. Depresi
Perceraian dapat mematahkan mental dan membuat terpukul orang dewasa, terlebih untuk anak. Anak-anak memiliki jiwa yang masih belum stabil. Bagi seorang anak, orang tua mereka adalah segalanya. Menjadi pahlawan dan panutan dalam hidup mereka. Kebersamaan dan kemesraan orang tua akan memberikan kenyamanan bagi anak-anak. Dapatkah Anda membayangkan bagaimana perasaaan seorang anak jika orangtua mereka tiba-tiba mulai hidup secara terpisah? Maka mereka akan mengalami trauma mental yang berat dan dapat menyebabkan terjadinya depresi.
Baca juga: Tahukah Anda Bahwa Wanita Ternyata Lebih Sulit Menerima Perceraian?
2. Rendah diri
Dunia anak-anak penuh dengan canda tawa dan kepolosan, Saat anak-anak korban bercerai berteman dengan sebayanya. Bisa membuatnya menjadi bahan ejekan oleh teman-temannya. Dalam keadaan ini anak-anak korban perceraian juga akan merasa bingung kepada siapa dia bisa mengadukan perasaannya. Yang seharusnya hal ini menjadi tanggung jawab 2 orang yaitu ayah dan ibu. Hal ini akan membuatnya menjadi rendah diri.
3. Efek penyangkalan
Tanpa ragu, anak-anak korban perceraian akan melalui sebuah fase penyangkalan. Dimana seluruh ide dan konsep perceraian akan merasa seperti mimpi. Maka mereka akan berusaha untuk menyangkal bahwa perceraian orang tuanya memang terjadi. Membuat mereka larut dalam "impian" mereka sendiri yang mengganggap dirinya masih memiliki keluarga yang utuh. Hal ini akan membuat mereka sulit berkembang dan terganggu dalam bidang akademis.
4. Gangguan Perilaku
Karena trauma mental, tekanan, ketidakbahagiaan, rasa kesepian yang dialami. Anak-anak korban perceraian bisa saja mengalami gangguan perilaku. Anak-anak korban perceraian tersebut menjadi mudah marah, tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya, cenderung diam dan menutup diri. Karena dia takut dan malu akan kehidupannya yang tidak lagi sempurna seperti dulu.
5. Kebiasaan buruk
Untuk membantu mengatasi rasa sedih, sakit dan kesepian yang dirasakan. Anak-anak yang orang tuanya bercerai bisa jadi mengambil jalan yang salah dan mulai melakukan kebiasaan yang buruk, seperti merokok, minum alkohol, konsumsi obat terlarang dan seks bebas.
Perceraian memang suatu hal yang sulit untuk dihadapi, sebelum hal ini terjadi sebaiknya Anda memikirkannya baik-baik. Dan bila memang perceraian harus terjadi, Anda dan mantan pasangan Anda harus terus memperhatikan perilaku dan perkembangan anak-anak Anda. Karena sebaiknya seorang anak tumbuh dalam sebuah keluarga dengan kehadiran ayah dan ibu yang terus melindungi dan memberinya dukungan.
Baca juga: Hati-hati Aktivitas di Media Sosial Mampu Picu Perceraian Lho!
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter Kami di fitur Tanya dokter sekarang
Sumber: magforwomen