Saat sakit, Anda mungkin ingin mengkonsumsi suatu obat yang dapat membuat Anda langsung sembuh. Akan tetapi, konsumsi antibiotika mungkin bukan salah satu cara terbaik untuk mengatasi gangguan kesehatan yang Anda alami.
Memang benar antibiotika dapat melawan bakteri, akan tetapi bila bakteri bukanlah penyebab dari penyakit yang Anda alami, maka konsumsi antibiotika tidak akan membantu mempercepat penyembuhan penyakit yang Anda alami tersebut, bahkan justru menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan seperti bercak kemerahan atau reaksi alergi.
Selain itu, penggunaan antibiotika yang tidak tepat juga dapat memicu pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotika, yang dapat menyebabkan masalah besar saat Anda membutuhkan antibiotika untuk melawan infeksi bakteri.
Sebuah penelitian baru di Inggris menemukan bahwa sekitar 13% antibiotika yang diberikan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan atas gagal mengatasi infeksi saluran pernapasan tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan kuman penyebabnya telah resisten terhadap antibiotika.
Jadi, sebelum Anda mulai mengkonsumsi antibiotika, pastikan bahwa Anda memang benar-benar membutuhkannya. Di bawah ini terdapat 5 jenis gangguan kesehatan yang mungkin tidak membutuhkan antibiotika.
1. Radang Tenggorokan
Saat Anda merasakan nyeri saat menelan, Anda mungkin mengalami radang tenggorokan. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri jarang dialami oleh orang dewasa, yaitu hanya sekitar 10% dari semua radang tenggorokan pada orang dewasa.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian di Amerika ini, para peneliti mengatakan bahwa sekitar 60% pemberian antibiotika tidaklah bermanfaat.
Untuk membedakan, radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya memiliki beberapa gejala berikut ini yaitu nyeri tenggorokan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah leher.
Sedangkan, radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya memiliki gejala yang berbeda seperti hidung meler, batuk, dan mungkin nyeri otot ringan. Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala ini, pemberian antibiotika pun tidak berguna karena antibiotika tidak dapat membantu melawan infeksi virus.
Untuk mengatasi radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus, pastikan Anda memperoleh cukup banyak istirahat, konsumsi air putih yang cukup, dan mungkin obat anti nyeri untuk mengatasi nyeri otot. Berdasarkan sebuah penelitian di Inggris, penderita biasanya akan sembuh dalam waktu 5-6 hari.
2. Bronkitis Akut
Batuk dengan dahak berwarna kuning atau hijau ternyata dapat juga merupakan pertanda Anda mungkin menderita infeksi virus pada saluran pernapasan. Selain dapat menyebabkan radang tenggorokan, infeksi virus pada saluran pernapasan juga dapat menyebabkan terjadinya bronkitis akut.
Banyak dokter meresepkan antibiotika untuk mengatasi batuk berdahak untuk mencegah tidak terobatinya pneumonia akibat infeksi bakteri. Akan tetapi, walaupun bronkitis akut dan pneumonia sama-sama menyebabkan batuk, akan tetapi pada bronkitis, batuk biasanya juga disertai dengan nyeri tenggorokan ringan atau hidung meler. Sementara itu, pneumonia biasanya disertai dengan demam tinggi, sesak napas, dan nyeri dada.
Walaupun batuk dapat berlangsung hingga 3 minggu bila Anda menderita bronkitis, akan tetapi Anda biasanya telah merasakan perbaikan gejala setelah hari ke 4 atau 5 sakit. Jika gejala Anda tidak juga membaik setelah 4 atau 5 hari, segera hubungi dokter Anda.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda menderita pneumonia, maka pemberian antibiotika memang diperlukan. Akan tetapi, bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda mengalami bronkitis, maka Anda hanya perlu banyak istirahat, mencukupi kebutuhan cairan, dan obat batuk.
3. Abses Kulit
Abses kulit merupakan suatu kumpulan nanah pada kulit yang terasa nyeri dan dapat tampak seperti bisul atau jerawat. Abses kulit merupakan suatu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, biasanya staphylococcus, akan tetapi biasanya tidak membutuhkan pemberian antibiotika.
Sebuah penelitian menemukan bahwa hampir setengah kasus abses kulit dapat diatasi dengan drainase pus (pengeluaran nanah) saja dan tidak memerlukan pemberian antibiotika. Akan tetapi, pada kasus abses kulit yang kompleks, seperti penderita memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau bila abses terus membesar atau menyebabkan pembengkakan dan peradangan kulit di daerah sekitarnya, maka Anda tetap memerlukan pemberian antibiotika.
4. Infeksi Sinus
Tahukah Anda bahwa sebagian besar infeksi sinus disebabkan oleh infeksi virus dan bukannya bakteri? Tujuan utama pengobatan infeksi sinus adalah agar penyumbatan sinus terbuka sehingga hidung tersumbat dan rasa nyeri pun dapat berkurang, yang dapat diatasi dengan pemberian obat dekongestan dan bukannya antibiotika.
Akan tetapi, terdapat 3 kondisi yang membuat pemberian antibiotika diperlukan yaitu bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, dan bila gejala tidak membaik setelah 10 hari atau lebih atau bila gejala terus memburuk.
5. Sakit Gigi
Nyeri atau sakit gigi merupakan salah satu keadaan yang sangat mengganggu yang sebenarnya juga tidak membutuhkan pemberian antibiotika. Nyeri gigi dapat disebabkan oleh gigi sensitif, yang membuat gigi terasa nyeri saat mengkonsumsi makanan atau minuman panas atau dingin karena akar gigi yang tidak tertutup.
Selain itu, nyeri gigi juga dapat disebabkan oleh peradangan saraf pada gigi bagian tengah akibat seringnya menggeretakkan gigi atau akibat gigi berlubang. Jadi, bakteri bukanlah penyebab nyeri gigi Anda.
Akan tetapi, terdapat beberapa kondisi yang membuat Anda memerlukan pemberian antibiotika saat mengalami nyeri gigi yaitu bila terjadi pembengkakan pada gusi atau area sekitar gigi Anda, jika terdapat nanah, atau bila Anda mengalami demam, menggigil, atau merasa tidak enak badan.
Sumber: menshealth